Banggaiinovatif

Sabtu, 18 Januari 2020

4 Produk Inovatif Karya Anak Luwuk (Part 1)


 Sobat Blogger.
Banyak pihak yang merasa tercengang ketika Presiden RI Joko Widodo menunjuk salah satu bos Gojek Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Salah satu alasan utama Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem Makarim karena sukses melahirkan karya inovatif bidang teknologi transportasi publik yang begitu monumental di Indonesia yaitu Gojek.

Gojek awalnya didirikan pada tahun 2010 yang berbasis pada inovasi layanan aplikasi mulai dari transportasi, pesan antar makanan, pengiriman barang, belanja, dan layanan lainnya.
Gojek dalam perkembangannya saat ini telah menyumbang kurang lebih Rp.44,2 trilyun bagi peningkatan perekonomian Indonesia.

Kesuksesan Gojek bermula dari  adanya proses kreativitas yang dilakukan oleh kaum milienial Indonesia dibawah komando Nadiem Makarim untuk bagaimana melahirkan suatu produk inovatif berbasis teknologi yang mampu menjawab persoalan transportasi publik yang cepat, murah dan efisien bagi masyarakat sekaligus sebagai sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat.

Kabupaten Banggai sendiri dalam melahirkan produk-produk inovatif juga tidak kalah cemerlangnya dengan kaum milineal di kota-kota besar. Beberapa produk inovatif yang dilahirkan oleh anak-anak muda kota Luwuk terbukti mampu bersaing dengan produk-produk terkenal lainnya dan mendapat respon positif dari Pasar.

Produk-produk inovatif hasil karya anak Luwuk diantaranya :

1.Kopi Saluan (Kopsal)
 Salah satu produk yang sedang booming dan mencuri perhatian pecinta kopi adalah produk karya asli anak Luwuk yaitu Kopi Saluan (Kopsal).
 
Kopsal Saat dipamerkan kehadapan Presiden RI
Kopi Saluan (Kopsal) sendiri  merupakan kopi jenis robusta yang bahan baku pembuatan kopinya berasal dari petani kopi di wilayah kecamatan Simpang Raya.

Owner dari produk kopsal ini adalah Tuti Datu Adam, anak muda kota Luwuk berasal dari kaum perempuan  yang dengan kreativitasnya mampu menciptakan produk inovatif yang diterima baik oleh pasar dan menjadi salah satu icon baru bagi pencinta kopi di kota Luwuk.

Dari sisi pemasaran, Kopi Saluan (Kopi Saluan) kini semakin  banyak dijumpai disupermarket,toko-toko, pusat oleh-oleh, bahkan bisa dipesan melalui aplikasi jual beli online.

2. draiv
Draiv merupakan karya inovatif dari programmer asli kota Luwuk yang bergerak di bidang aplikasi Tranportasi Online khusus wilayah kota Luwuk. 

Aplikasi draiv ini sekilas mirip dengan aplikasi-aplikasi transportasi online yang telah lebih dulu berkembang seperti Gojek, Grab,dan aplikasi lainnya.
Apikasi Karya asli Anak Luwuk

Berbagai fitur layanan draiv seperti ;pesan ojek, pesan mobil, pesan makanan, kirim barang, belanja apapun,   pulsa & voucher, laundry service dapat bisa dinikmati oleh pelanggan dengan mendownload https://play.google.com/store/apps/details?id=id.draiv.client.

Owner dari aplikasi draiv Bro Ishak Umar berharap dengan hadirnya aplikasi transportasi online ini dapat membantu masyarakat kota Luwuk dalam mendapatkan layanan transportasi online yang cepat, murah dan aman.

3. Warung Mobil “Morning Cafe
Salah satu terobosan inovatif yang juga dilahirkan anak Luwuk yakni adanya warung mobil  kuliner nasi kuning “Morning Cafe”

Warung mobil ini setiap hadir setia[p hari senin sampai dengan sabtu  didepan masjid Agung Luwuk pada pukul 06.30 -09.30 wita, dengan menyajikan sajian nasi kuning yang menggugah selera dengan harga yang murah. Selain nasi kuning, warung mobil ini juga menyediakan menu- menu pendamping sarapan pagi seperti: bubur kacang ijo dan bakwan, dan menu-menu lainnya.
Morning Cafe
 
Owner dari usaha ini adalah anak muda kota Luwuk dari kaum perempuan Dian Novita Unok. Adanya warung mobil ini tentunya bisa memberikan solusi terhadap kebutuhan sarapan pagi yang bergizi bagi masyarakat kota Luwuk yang dalam tuntutan pekerjaan yang sangat tinggi seringkali tidak sempat lagi menyediakan sarapan pagi.

4. Sambal Roa Khas Luwuk “MATAMI”.
Salah satu hasil olahan dari ikan roa khas luwuk adalah sambal roa ‘MATAMI”. Sambal dengan cita rasa pedas namun gurih dan lezat adalah produk asli anak luwuk dengan owner Nining Dg.Manrapi.
Produk sambal ini mudah dijumpai di supermarket dan toko diseputaran kota Luwuk bahkan telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia dan juga telah menjadi salah satu satu oleh-oleh khas Banggai.
Dari usaha ini, owner Nining Dg.Manrapi telah sukses menjalankan bisnis ukmnya dengan omzet yang cukup besar dan telah merekrut tenaga kerja lokal untuk bekerja di usaha ini.
Demikian ulasan tentang produk inovatif khas luwuk bagian pertama, penulis akan melanjutkan tulisan tentang produk-produk inovatif kota Luwuk pada bagian edisi edisi selanjutnya>/(*)

Jumat, 17 Januari 2020

PINASA bersama 20 Inovasi Nasional Tembus UNPSA di New York, USA



Halo Sobat Blogger.
Ajang kompetisi inovasi United Nation Public Service Award  (UNPSA) merupakan kompetisi inovasi dalam bidang pelayanan publik  tingkat internasional paling bergengsi yang diselenggarakan oleh oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Indonesia dalam ajang kompetisi  UNPSA juga menorehkan prestasi yang membanggakan. Pada tahun 2015 , dua inovasi Indonesia yakni “mengembangkan kemitraan Dukun dan Bidan untuk mengurangi angka kematian anak dan ibu melahirkan”dari kabupaten Aceh Singkil meraih juara II untuk kategori I wilayah Asia Pasifik dan inovasi “unit pelayanan terpadu pengentasan kemiskinan (UPT.PK) –model jawaban problematika kemiskinan” dari kabupaten Sragen meraih juara II pada kategori 3. 

Di tahun 2018, penyelenggaraan kompetisi UNPSA diselenggarakan di negara Maroko dan Indonesia kembali meraih prestasi menbanggakan karena berhasil menjadi juara pertama untuk inovasi “Pengendalian Malaria dengan Sistem Early Diagnosis and Treatment (EDAT)” dari Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua.

Pada tahun 2019, Indonesia kembali sukses mempertahankan predikat juara pertama pada kompetisi inovasi UNPSA yang diselenggarakan di negara Azerbaijan dengan inovasi “Peta Bencana.id” dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Untuk tahun 2020, pemerintah pusat melalui kementerian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi  kembali mengirimkan 21 inovasi nasional yang akan diikutkan pada ajang kompetisi UNPSA tahun 2020. Pemerintah kabupaten Banggai dipilih oleh kemenpan RB untuk berpartisipasi dalam kompetisi dengan mengikutsertakan inovasi “GERAKAN MORAL PINASA”.
 
Bupati Banggai Saat menerima AWARD TOP 45 SINOVIK Inovasi"Gerakan Moral PINASA"
Berikut daftar 21 inovasi nasional yang akan diikutkan pada kompetisi inovasi tingkat internasional UNPSA sesuai surat kemenpan RB nomor: B/396/PP.00.05/2019 tanggal 20 Nopember 2019 tentang Daftar Inovasi Pelayanan Publik untuk UNPSA 2020.

 1 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
Judul Inovasi melalui PROPER tingkatkan ketaatan, pacu efisiensi, dorong inovasi industri, dan berdayakan masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan dengan unit pelayanan publik berada di sekretariat direktorat jenderal pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2.Pemerintah Kabupaten Banggai  
Judul Inovasi “Gerakan Moral PINASA” dengan unit pelayanan publik berada di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Banggai.

3.Kementerian Sosial RI
Judul inovasi “ Pelayanan Penjangkauan” dengan unit pelayanan publik BBRSBG Kartini, Temanggung.

4. Pemerintah Kabupaten Wonosobo
Judul inovasi “ Rumah Sakit Rasa Toyota” dengan unit pelayanan publik RSUD KRT Setjonegoro.

5. Pemerintah Provinsi Bali
Judul inovasi “ Generasi Emas SMAN Bali Mandara “ dengan unit pelayanan publik Dinas Pendidikan.

6. Pemerintah Kabupaten Badung
Mengikut sertakan 2 (dua) inovasi yakni: “ BATIK (Badung Anti Kantong Plastik) berbasis kearifan lokal dengan unit pelayanan publik Dinas Lingkungan hidup dan kebersihan dan inovasi “ Fish-GO” (Penentuan Area Penangkapan Ikan) dengan unit pelayanan publik Badan Penelitian dan Pengembangan.Terobosan yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam upaya meningkatkan kunjungan ke perpustakaan sekaligus untuk meningkatkan minat baca dari masyarakat.

7. Pemerintah Kabupaten Tulungagung
Mengikut sertakan 2 (dua) inovasi yakni: “Instalasi Gawat Darurat Modern (INSTAGRAM)” dan inovasi “ LASKAR (layanan Syndroma Koronaria Akut Terintegrasi)” dengan unit pelayanan publik RSUD dr.Iskak.

8.Pemerintah Provinsi D.I.Yogyakarta
Mengikut sertakan 2 (dua) inovasi yakni  “ SEPATU JOLIFA” (Sistem Perpustakaan Terpadu Jogja Library for All) dengan unit pelayanan publik berada di Balai Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Dan inovasi “menggapai mimpi sahabat rimba- Kolaborasi Pemerintah dengan masyarakat dalam pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam” dengan unit pelayanan publik berada di Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta.

9.Pemerintah Kabupaten Bima
Judul inovasi “ Sentuh Perempuan dengan SIMAWAR” dengan unit pelayanan publik berada di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana.

10. Pemerintah Kota Surakarta
Judul Inovasi “ Kartu Insentif Anak” dengan unit pelayanan publik berada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

11. Pemerintah Kota Palembang.
Judul Inovasi “SELFI (Sekolah Filial- Layanan Pendidikan Formal Narapidana Anak di LPKA Klas I Palembang) dengan unit pelayanan publik Dinas Pendidikan.

 12.Pemerintah Kota Tangerang.
Judul Inovasi “ Pelayanan Kunjungan Rumah Cageur Jasa” dengan unit pelayanan publik berada di Dinas Kesehatan.

13.Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Judul Inovasi “ Jalin Matra (Jalan lain menuju mandiri dan sejahtera): Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan dengan unit pelayanan publik berada di dinas Pemberdayaan Masyarakat dan desa.

14.Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Judul Inovasi “ PATTAS SOSIAL MITRA KURIR LANGIT” (Penanganan cepat, tanggap dan tuntas dalam pendampingan warga miskin penderita sakit kronis) dengan unit pelayanan publik berada di dinas sosial pemberdayaan masyarakat dan desa.

15. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
Judul inovasi “ Pemburu Ibu Hamil Resiko Tinggi” dengan unit pelayanan publik berada di dinas kesehatan.

16. Pemerintah Kabupaten Pasuruan.
Judul inovasi “ SAKERA JEMPOL” (Sadari kekerasan perempuan dan anak) dengan unit pelayanan publik berada di dinas keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan.

17.Pemerintah Kota Ambon.
Judul Inovasi “ Ambon City of Music” dengan unit pelayanan publik berada di dinas Pariwisata dan kebudayaan.

18. Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
Judul inovasi “Kelas Perahu” dengan unit pelayanan publik berada di Dinas Pendidikan.

19.Pemerintah Kota Makassar.
Judul inovasi” Lorong Sehat” dengan unit pelayanan publik berada di Dinas Kesehatan.
Tentunya kita berharap inovasi dari Pemerintah kabupaten Banggai “GERAKAN MORAL PINASA” dapat meraih prestasi yang membanggakan dan bisa mengharumkan bangsa Indonesia di ajang  kompetisi UNPSA 2020, AMIN YRA.(*)


Rabu, 15 Januari 2020

Pengembangan Tenun Nambo dari Kajian Akademisi


 Sobat Blogger.
Tenun Nambo merupakan salah satu produk kerajinan khas lokal yang telah ada sejak dahulu di Kabupaten Banggai. Kerajinan ini telah sejak lama dikembangkan oleh masyarakat secara turun temurun dengan menggunakan alat tradisional menenun atau sering disebut alat tenun bukan mesin (ATBM).

Oleh Pemerintah Kabupaten Banggai dibawah kepemimpinan Bupati Banggai Ir. H.Herwin Yatim, MM dan Wakil Bupati Banggai Drs. H. Mustar Labolo menjadikan kerajinan tenun nambo ini sebagai salah satu program prioritas pembangunan dalam periode kepemimpinan mereka berdua.

Salah satu bentuk intervensi kebijakan pimpinan daerah dalam melestarikan kerajinan tenun Nambo adalah dengan mewajibkan setiap hari Kamis para Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah kabupaten Banggai memakai Tenun Nambo dan pada moment-moment hari –hari besar lainnya seperti hari ulang tahun Kabupaten Banggai semua peserta upacara menggunakan Tenun Nambo.

Intervensi ini tentunya diharapkan dapat menggerakkan sektor riil usaha kecil menengah (UKM) disektor kerajinan tradisional yang nantinya akan berimplikasi positif pada peningkatan perekonomian masyarakat.

Salah satu upaya lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah dengan membangun Branding yang kuat terhadap keberadaan Tenun Nambo dengan upaya melakukan promosi tenun Nambo pada setiap iven iven festival baik skala lokal, regional, nasional dan mancanegara.

Kegiatan kegiatan seperti Indonesia Fashion Week yang merupakan salah satu ajang peragaan busana terbesar di Indonesia juga memamerkan Tenun Nambo hasil karya desainer ternama Riyanti Utami yang berasal dari kota Yogyakarta.

Upaya promosi Tenun Nambo ke Mancanegara juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banggai dengan ikut serta pada ajang New York Fashion Week di Amerika Serikat.

Dari berbagai pengembangan dan inovasi terhadap tenun Nambo, kini kain tenun Nambo telah memiliki berbagai corak dan motif yang merupakan perpaduan nuansa lokal dan ciri khas Kabupaten Banggai seperti : motif burung Maleo, Cardinal Fish, pasula, tampok, sayur lilin, baje-baje, kelapa  dalam  dan motif-motif lainnya.

Bentuk lain dari pengembangan tenun Nambo kini bukan hanya dalam bentuk pakaian namun telah mengalami diversifikasi produk produk kerajinan lainnya seperti sepatu, tas, dan dekorasi rumah berbahan dasar kain tenun Nambo.

 Salah satu bentuk kebijakan lainnya dalam mendukung pengembangan industri Tenun Nambo agar nantinya dalam pengembangannnya mempunyai arah dan tujuan serta kebijakan pengembangan yang lebih fokus dan terarah.

 Pemerintah Kabupaten Banggai pada tahun 2018 bekerjasama dengan Perguruan Tinggi lokal Universitas Muhammadiyah Luwuk melaksanakan kegiatan kajian penelitian tentang Pengembangan Usaha Tenun Nambo di Kabupaten Banggai.


Kerjasama penelitian ini diinisiasi oleh Bappeda Litbang Kabupaten Banggai selaku perangkat daerah yang bertanggung jawab membantu Bupati Banggai dalam hal tugas penelitian dan pengembangan serta inovasi daerah.

Pelibatan Perguruan Tinggi dalam kerjasama penelitian tentunya diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih obyektif dan rasional terkait pengembangan Tenun Nambo baik itu dari sisi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi usaha Tenun Nambo termasuk solusi konkrit berupa rekomendasi kepada Pemerintah Daerah dalam mengembangkan Tenun Nambo pada waktu-waktu mendatang.
 
Pimpinan Daerah menggunakan Tenun Nambo di Acara Bursa Efek Jakarta RI
Dari kajian tim akademisi Universitas Muhammadiyah Luwuk dengan menggunakan alat analisis SWOT (Strength, Weaknness, Oppurtunities dan Thereats) dapat disampaikan hasil penelitian sebagai berikut :
  1. Dari sisi bahan baku berupa Benang Sutra, katun, Masres, Kain, Benang dan Pewarna,pengrajin memesan dari luar Kabupaten Banggai.
  2. Adanya kebijakan pemerintah daerah yang mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup pemerintah kabupaten Banggai memakai tenun Nambo pada setiap hari kamis disambut gembira oleh para pengrajin lokal dan pelaku usaha tenun Nambo di Kabupaten Banggai, karena dengan kebijakan tersebut omset penjualan tenun Nambo para pengrajin. Bahkan kondisi terkini, para pengrajin lokal tenun Nambo kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumen untuk memesan Tenun Nambo.
  3. Dari sisi teknologi produksi umumnya pengrajin menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) dalam proses pengerjaan produksi kain tenun Nambo.
  4. Dari Sisi permodalan berasal dari 3 (tiga) sumber yakni: bantuan dari Pemerintah Kabupaten Banggai berupa Alat Tenun dan Permodalan, bantuan dari Kementerian terkait dan modal yang bersumber dari pribadi pengrajin.
  5. Dari sisi Pemasaran, umumnya pengrajin tenun Nambo mendapatkan pendapatan sebesar 5 juta -8 juta/bulan dengan menggunakan konsep pemasaran massal dan pesanan. Lokasi pemasaran berasal dari dalam dan luar daerah dengan menggunakan model promosi seperti: Poster/Banner, promosi secara lisan dan dengan mengikuti berbagai ivent pameran.
  6. Tenaga kerja yang digunakan berkisar antara 5-8 orang pada setiap sentra pembuatan tenun di Kecamatan Nambo. Tenaga kerja tersebut juga telah mendapatkan pelatihan menenun di luar daerah Kabupaten Banggai yakni di Kota Cirebon.
  7. Hambatan dan tantangan dalam pengelolaan Tenun Nambo umumnya berada pada 4 (empat) permasalahan yakni : ketersediaan modal, bahan baku,tenaga kerja dan Pemasaran.
  8. Model perencanaan dan pengembangan usaha tenun Nambo yang direkomendasikan oleh pihak Universitas Muhammadiyah Luwuk adalah:
-       Perlunya pelatihan membuat tenun Nambo kepada anak usia  sekolah yang dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
-       Perlunya pelibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan kalangan akademisi dalam hal perencanaan program dan model pemasaran Tenun Nambo.
-       Menjadikan Kain Tenun Nambo sebagai cinderamata khas Kabupaten Banggai dan peningkatan diversifikasi produk Tenun Nambo kedalam bentuk lain seperti: cinderamata, syal, sarung dan produk produk khas lainnya berbahan dasar kain Tenun Nambo.
-       Perlunya penambahan model pelatihan dalam bentuk pengiriman tenaga kerja untuk mengikuti pelatihan menenun di sentra sentra tenun terbaik di Indonesia, sehingga skill dan ketrampilan tenaga kerja lokal dapat lebih terasah.
-       Penambahan alat bantuan tenun kepada pengrajin lokal tenun Nambo.
-       Perlunya intervensi Pemerintah Desa/Kelurahan melalui dana desa maupun dana kelurahan untuk memprogramkan pada setiap desa memiliki alat tenun ikat.
-       Adanya regulasi/ ketentuan peraturan perundang-undangan baik dalam bentuk Perda, Perbup, Surat Edaran,Perkades dan regulasi lainnya terkait model pengembangan tenun Nambo.
-       Perlu adanya desa percontohan dengan konsep desa wisata batik/tenunNambo.

  1. Dan dari Hasil perhitungan  Analisis SWOT terhadap Pengembangan  Tenun Nambo Strategi yang sesuai dalam mengembangkan Tenun Nambo adalah Strategi Agresif atau berada dalam kuadran I dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Strategi SO
1.    Membuat regulasi/aturan pemerintah tentang pengembangan Kain Tenun Nambo.
2.    Menjadikan Kain Tenun Nambo sebagai salah satu prioritas program pemerintah yang harus dikembangkan.
3.    Peningkatan skala produksi Kain Tenun Nambo serta peningkatan mutu dan kualitas
4.    Pengembangan Jaringan Distribusi yang lebih luas.
5.    Peningkatan kegiatan pameran dan perlombaan membuat desain/ motif kain tenun Nambo.
6.    Memprogramkan tenun Nambo sebagai oleh-oleh Khas Kabupaten Banggai.
7.    Memprogramkan kunjungan wisatawan ke sentra pembuatan kain tenun Nambo di Kecamatan Nambo.
b.    Strategi WO
1.    Pemerintah daerah mengupayakan adanya perlindungan hukum dalam bentuk adanya Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap motif dan bahan tenun Nambo. Hal ini dimaksudkan agar motif dan bahan tenun Nambo tidak dijiplak oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari membludaknya pemesanan kain tenun Nambo. Selain itu dengan adanya hak cipta dalam bentuk HAKI ini, pemerintah Kabupaten Banggai bisa mendapatkan keuntungan dari royalti yang akan didapatkan oleh pemerintah dan pengrajin lokal apabila ada pihak luar yang ingin meniru bahan dan motif kain Tenun Nambo.
Dan kondisi terkini, pihak Dinas Perdagangan Kabupaten Banggai telah melakukan upaya-upaya pengurusan HAKI tenun Nambo ini pada kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
2.    Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia terkait dengan teknologi sehingga mampu menerima dan mengembangkan berbagai informasi secara maksimal.
3.    Peningkatan pengembangan ketrampilan kaitannya dengan kreativitas dan inovasi motif kain Tenun Nambo.
4.    Meningkatkan pembelajaran membatik/menenun  sebagai bahan muatan pembelajaran lokal untuk menumbuhkan rasa ketertarika terhadap kain tenun Nambo dikalangan generasi muda.
5.    Kerjasama dengan para perancang busana/designer baik dalam maupun luar daerah agar wilayah  pemasaran kain tenun Nambo menjadi lenih luas.
6.    Adanya pelatihan promosi hasil produk tenun Nambo melalui media internet dan pemanfaatan media sosial lainnya (Facebook,Instagram, Whats Up, Twitter, dll.
7.    Adanya Showroom  khusus yang menjual kain Tenun Nambo yang terletak di pusat Kota Luwuk.
8.    Pembentukan Koperasi Tenun Nambo yang bertujuan untuk mengurangi permasalahan dalam pengembangan tenun Nambo baik dari sisi permodalan, bahan baku, tenaga kerja dan proses pemasaran.
Demikian ulasan kami tentang pengembangan tenun Nambo, semoga dapat bermanfaat, dan bagi pihak yang ingin mengetahui secara lebih rinci hasil penelitian ini dapat berkunjung ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banggai, karena dokumen hasil penelitian ini telah menjadi salah satu bahan koleksi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banggai.(*)